Negara berkembang termasuk Indonesia disarankan masih perlu melanjutkan paket kebijakan stimulus.
Hal ini disampaikan Senior Resident Representative Dana Moneter Internasional (IMF) Milan Zavadjil dalam forum 'Indonesia in 2010: Asia's Emerging Powerhouse' di Intercontinental Mid Plaza, Rabu, 18 November 2009.
Milan menuturkan, paket stimulus sangat membantu menggerakkan ekonomi dalam negeri. Baik riil maupun konsumsi, butuh suatu pendorong untuk mempercepat pemulihan ekonomi global dari suatu negara.
"Asia, termasuk Indonesia perlu kebijakan pengakomodasi (stimulus) ini untuk lebih mendorong. Mengingat negara-negara Asia, PDB-nya masih tergantung pada eksternal demand," katanya.
Milan mengakui, negara Asia yang pemulihannya tergantungan faktor luar di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Jepang, dan China.
Dia melanjutkan, rekomendasi paket stimulus tersebut masih dibutuhkan, seiring pengalaman Jepang dalam menghadapi permintaan yang lemah.
Sebagaimana diperkirakan, pemulihan ekonomi global mulai terjadi tahun depan (2010). Namun, pemulihan itu terbilang lambat dan masih memiliki risiko tumbuh kebawah.
Hal ini disampaikan Senior Resident Representative Dana Moneter Internasional (IMF) Milan Zavadjil dalam forum 'Indonesia in 2010: Asia's Emerging Powerhouse' di Intercontinental Mid Plaza, Rabu, 18 November 2009.
Milan menuturkan, paket stimulus sangat membantu menggerakkan ekonomi dalam negeri. Baik riil maupun konsumsi, butuh suatu pendorong untuk mempercepat pemulihan ekonomi global dari suatu negara.
"Asia, termasuk Indonesia perlu kebijakan pengakomodasi (stimulus) ini untuk lebih mendorong. Mengingat negara-negara Asia, PDB-nya masih tergantung pada eksternal demand," katanya.
Milan mengakui, negara Asia yang pemulihannya tergantungan faktor luar di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Jepang, dan China.
Dia melanjutkan, rekomendasi paket stimulus tersebut masih dibutuhkan, seiring pengalaman Jepang dalam menghadapi permintaan yang lemah.
Sebagaimana diperkirakan, pemulihan ekonomi global mulai terjadi tahun depan (2010). Namun, pemulihan itu terbilang lambat dan masih memiliki risiko tumbuh kebawah.